Tanggung Jawab Gereja dalam Melestarikan Lingkungan Hidup di Geosite Sipinsur Desa Pearung Kecamatan Paranginan

Authors

  • Yanti Defi Sianturi Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
  • Bestian Simangunsong Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
  • Herdiana Boru Hombing Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
  • Meditatio Situmorang Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
  • Nurelni Limbong Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

DOI:

https://doi.org/10.55606/jutipa.v2i4.382

Keywords:

Church Responsibility, Environmental Conservation, Global Phenomenon

Abstract

Environmental damage is a global phenomenon that demands changes to nature as the common home of all creation. Environmental damage occurs due to excessive human activity. One simple example is the lack of human awareness in terms of disposing of garbage in its place. The purpose of this study was to determine the church's responsibility in preserving the environment at the Sipinsur Geosite. The method in this study was to use a descriptive qualitative method by conducting interviews with several pastors around Sipinsur Tourism and visitors. The data was analyzed to determine the church's responsibility in preserving the environment. The results of the study showed that the church has duties and responsibilities in preserving the environment. The church is not only a place of worship but also a community that embraces in freeing nature from its destruction through (1) Eco-Prophetic Sermons, (2) Waste Management, (3) Tree Planting. Because the environment is God's creation and work. So the church needs to voice criticism or provide input for church members or the government regarding efforts to preserve the environment. This study provides a new contribution to the understanding that the church does not only pay attention to spiritual aspects, but also environmental aspects.

References

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. PT Rineka Cipta.

Atkinson, D. (2000). Kejadian 1-11. Yayasan Komunikasi Bina Kasih.

Borrong, R. P. (2000). Etika bumi baru. BPK Gunung Mulia.

Cambirge. (2008). English-Indonesia dictionary.

Creswell, J. W. (2016). Research design: Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif, dan campuran. Pustaka Belajar.

Dodi, L. (2015). Metodologi penelitian. Pustaka Ilmu.

Dubos, B. W., & Dubos, R. (1976). Hanya ada satu bumi. Gramedia.

Fausta, H. (n.d.). Manusia dan alam semesta dari pandangan agama Kristen. Https://Binus.Ac.Id.

Fudyartanta, K. (2009). Pengantar psikodiagnostik. Pustaka Pelajar.

Hendrika, S. M. (2008). Panggilan berhati ibu bagi semua: Kajian ekofeminis. Kanisius.

Herdiansyah, H. (2010). Metode penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Salemba Humanika.

Lumintang, S. I. L., & D. A. (2016). Theologia penelitian dan penelitian theologi science-asience serta metodologinya. Geneva Insani Indonesia.

Manopo, T. F. (2021). Pertobatan ekologis: Dalam bingkai filosofi “Sangserekan Bane” dan pandemi Covid-19. Teologi Kristen, 2(1), 6.

Margaretha, A. A. M. (2022). Gereja sebagai komunitas ekologis. Teologi dan Pendidikan Kristiani, 7(2), 18-19.

Mason, P. (2008). Tourism impacts, planning and management. Routledge.

Moleong, L. J. (1989). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja Rosda Karya.

Moleong, L. J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Nuksomo, B. H. (2004). Ensiklopedia Indonesia. PT Delta Pamungkas.

Oka, Y. (1994). Komersialisasi seni budaya dalam pariwisata. CV Angkasa.

Partora, M. (2019). Peranan kekristenan dalam menghadapi masalah ekologi. Jurnal Teruna Bhakti, 1(2), 118.

Pasang, H. (2011). Mengasihi lingkungan. Literatur Perkantas.

Patora, M. (2019). Peranan kekristenan dalam menghadapi masalah lingkungan. Jurnal Teruna Bhakti, 1(2), 126.

Plaisier, A. J. (2002). Manusia gambar Allah. BPK Gunung Mulia.

Pratney, W. (2003). Memulihkan negeri: Terobosan supernatural terhadap masalah ekologi. ANDI.

Rundjan, R. S., & Rundjan, E. (2019). Kajian tentang rasa khawatir pada kehidupan "orang percaya" dalam perspektif Alkitab. The Way: Jurnal Teologi dan Kependidikan, 5(1), 76.

Sairin, W. (2002). Visi gereja memasuki milenium baru: Bunga rampai pemikiran. BPK Gunung Mulia.

Sihura, S. (2022). Analisa teologi etika Kristen pada masalah ekonomi dan ekologi. Teologi dan Pendidikan Kristen, 4.

Simangunsong, B. (2021). Tanggung jawab gereja membangun gerakan eco-literacy di Kaldera Danau Toba UNESCO Global Geopark. Epigraphe: Teologi dan Pelayanan Kristen, 5(2), 6.

Smith, J. A. (2013). Dasar-dasar psikologi kaulitatif (M. Khozim, Trans.). Nusa Media.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kualitatif. Alfabeta.

Sugono, D. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Supian. (2018). Krisis lingkungan dalam perspektif spiritual ecology. Jurnal Keluarga Sejahtera, 16(1), 31.

Telaumbenua, S. (2020). PAK dalam konteks lingkungan hidup: Suatu refleksi terhadap Markus 16:15. Jurnal Shanan, 4(1), 50.

Widyadmaja, J. P. (2010). Yesus & wong cilik: Praksis diakonia trasformatif dan teologi rakyat Indonesia. BPK Gunung Mulia.

Yuono, Y. R. (2019). Melawan etika lingkungan antroposentris melalui interpretasi teologi penciptaan sebagai landasan bagi pengelolaan-pelestarian lingkungan. Teologi Sistematika dan Praktika, 2(1), 203.

Published

2024-09-28

How to Cite

Yanti Defi Sianturi, Bestian Simangunsong, Herdiana Boru Hombing, Meditatio Situmorang, & Nurelni Limbong. (2024). Tanggung Jawab Gereja dalam Melestarikan Lingkungan Hidup di Geosite Sipinsur Desa Pearung Kecamatan Paranginan. Jurnal Teologi Injili Dan Pendidikan Agama, 2(4), 285–298. https://doi.org/10.55606/jutipa.v2i4.382

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)